Baik Assad maupun ayahnya, Hafez al-Assad, yang memimpin sebelum dia hingga meninggal pada tahun 2000, telah lama dituduh melakukan pembunuhan di luar hukum secara luas, termasuk eksekusi massal di penjara-penjara dan penggunaan senjata kimia terhadap rakyat Suriah.
Lokasi Pemakaman Massal yang Menyeramkan
Assad, yang kini berada di pengasingan di Moskow, berulang kali membantah tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan menyebut para pengkritiknya sebagai ekstremis.
Namun, ketua organisasi advokasi berbasis di AS, Syrian Emergency Task Force, Mouaz Moustafa, yang juga mengunjungi Qutayfah, memperkirakan setidaknya 100.000 jasad telah dikuburkan di lokasi tersebut.
Komisi Internasional untuk Orang Hilang yang berbasis di Den Haag melaporkan bahwa mereka menerima data yang menunjukkan ada sekitar 66 situs pemakaman massal di Suriah yang belum diverifikasi. Lebih dari 157.000 orang telah dilaporkan hilang ke komisi ini.
Kepala komisi, Kathryne Bomberger, mengatakan bahwa portal mereka untuk melaporkan orang hilang kini “meledak” dengan kontak baru dari keluarga korban.
Untuk mengidentifikasi jasad, diperlukan sampel DNA dari setidaknya tiga kerabat korban serta pengambilan sampel DNA dari kerangka yang ditemukan di lokasi pemakaman massal.
Komisi itu menyerukan perlindungan terhadap situs-situs ini agar bukti dapat dilestarikan untuk persidangan di masa depan.
Penduduk di sekitar Qutayfah dan Najha menggambarkan bagaimana truk berpendingin secara rutin membawa jasad-jasad ke lokasi tersebut, yang kemudian dilemparkan ke parit panjang yang digali dengan buldoser.
Discussion about this post