Ia menyebut partai tersebut sebagai “monster” dan “kekuatan anti-negara” yang mencoba memanfaatkan kekuatan legislatif untuk memakzulkan pejabat tinggi, menggagalkan anggaran pemerintah tahun depan, dan menunjukkan simpati terhadap Korea Utara.
“Saya akan melawan hingga akhir untuk mencegah kekuatan dan kelompok kriminal yang bertanggung jawab atas kelumpuhan pemerintahan negara serta gangguan terhadap tatanan konstitusional kita dari mengancam masa depan Republik Korea,” kata Yoon.
“Oposisi kini sedang memainkan ‘tarian pedang’ kekacauan, mengklaim bahwa deklarasi darurat militer adalah tindakan pemberontakan. Namun, benarkah demikian?”
Yoon menegaskan bahwa darurat militer adalah tindakan pemerintahan yang tidak bisa dijadikan subjek investigasi dan bukan merupakan pemberontakan.
Ia menjelaskan bahwa pengerahan hampir 300 tentara ke Majelis Nasional bertujuan menjaga ketertiban, bukan untuk membubarkan atau melumpuhkannya.
Namun, Kim Min-seok, ketua gugus tugas Partai Demokrat, menyebut pernyataan Yoon sebagai “ilusi ekstrem” dan “deklarasi perang terhadap rakyat.”
Ia juga menuduh Yoon berusaha memprovokasi kerusuhan pro-Yoon dari kelompok sayap kanan. Kim menambahkan bahwa partainya akan fokus pada upaya meloloskan mosi pemakzulan pada Sabtu.
Dampak pidato Yoon terhadap nasibnya masih belum jelas. Partai oposisi memiliki 192 kursi, delapan suara kurang dari dua pertiga mayoritas dari 300 anggota Majelis Nasional.
Upaya sebelumnya untuk memakzulkan Yoon gagal karena sebagian besar anggota partai yang berkuasa, People Power Party (PPP), memboikot pemungutan suara.
Discussion about this post