Namun, firma keamanan swasta Ambrey mengungkapkan bukti bahwa setidaknya enam kapal rudal era Soviet telah terkena serangan.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa negaranya berencana membangun zona demiliterisasi di Suriah bagian selatan.
Berbicara di pangkalan angkatan laut di Haifa, Katz menjelaskan, “Kami akan menciptakan zona pertahanan bebas dari senjata dan ancaman terorisme di Suriah selatan tanpa kehadiran permanen Israel, untuk mencegah terorisme berakar di Suriah.”
Ia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai rencana tersebut, tetapi memperingatkan kelompok pemberontak Suriah bahwa, “Siapa pun yang mengikuti jalan Assad akan berakhir seperti Assad. Kami tidak akan membiarkan entitas teroris Islam ekstremis bertindak melawan Israel.”
Israel juga sejak lama memperingatkan bahwa perbatasan Suriah-Lebanon dapat digunakan untuk menyelundupkan senjata kepada militan Hezbollah.
Dengan banyaknya kepentingan geopolitik yang saling berdekatan, setiap gerakan militer di wilayah ini dapat memicu kekhawatiran regional.
Jarak dari Damaskus ke zona penyangga hanya sekitar 40 kilometer, dan hanya beberapa kilometer lagi hingga mencapai wilayah Israel.
Belum ada komentar resmi dari kelompok pemberontak – yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) – yang kini menguasai sebagian besar wilayah Suriah.
Pergerakan cepat mereka telah mengakhiri pemerintahan setengah abad keluarga Assad setelah hampir 14 tahun perang saudara, menyisakan banyak pertanyaan tentang masa depan negara tersebut.(*)
Discussion about this post