Yuan justru menguat dalam 16 bulan terakhir, didukung oleh harapan bahwa pemerintah Tiongkok akan segera mengumumkan stimulus yang dapat menghidupkan kembali pertumbuhan, harga aset, dan kepercayaan pasar.
Di sisi lain, yen Jepang memulai pekan ini dengan kondisi lemah setelah mengalami fluktuasi tajam pekan lalu.
Yen sempat melambung melewati 140 yen per dolar AS untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun, tetapi menutup pekan di sekitar 144 yen per dolar, mengalami penurunan 2% selama sepekan, yang merupakan pekan terburuk sejak April.
Atsushi Mimura, diplomat utama Jepang untuk urusan mata uang, menyatakan bahwa perdagangan carry yen kemungkinan besar telah berkurang, namun Tokyo tetap mengawasi potensi kembalinya volatilitas pasar akibat pergerakan ini, seperti yang dilaporkan oleh NHK.
Data terbaru dari pasar futures AS menunjukkan spekulan semakin optimis terhadap yen, dengan posisi beli bersih (net long) yen meningkat selama 11 pekan berturut-turut, mencapai level tertinggi dalam delapan tahun terakhir.
Pada Senin ini, kalender ekonomi Asia-Pasifik cukup sibuk dengan rilis data inflasi dari Malaysia dan Singapura, serta data indeks manajer pembelian (PMI) dari Australia dan India untuk bulan September.
Selain itu, data perdagangan dari Selandia Baru juga menjadi sorotan.
Rapat kebijakan dua hari Bank Sentral Australia juga dimulai hari ini.
Perkembangan Kunci yang Bisa Mempengaruhi Pasar Asia Hari Ini:
PMI Flash Australia (September)
PMI Flash India (September)
Inflasi Malaysia (Agustus)
(*)
Discussion about this post