“Dengan semakin majunya teknologi otomasi dan AI, tantangan terbesar adalah menciptakan lapangan kerja baru yang sesuai dengan perkembangan zaman. Namun, ironisnya, pada 2025 nanti diprediksi akan ada 85 juta pekerjaan yang hilang,” jelasnya.
Tantangan Gig Economy
Presiden juga menyoroti fenomena gig economy, yang saat ini semakin populer.
Menurutnya, perusahaan-perusahaan kini lebih memilih mempekerjakan karyawan paruh waktu untuk mengurangi risiko ketidakpastian global.
“Tren gig economy memungkinkan pekerja bekerja tidak hanya di satu tempat, bahkan lintas negara. Ini membuat kesempatan kerja semakin sempit dan kompetitif,” tambah Jokowi.
Strategi Taktis dari ISEI
Menutup pidatonya, Presiden meminta ISEI untuk menyusun strategi taktis guna menghadapi tantangan ekonomi ke depan.
Jokowi menegaskan bahwa rencana makro yang sulit diimplementasikan di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian tidak lagi relevan.
“Saya berharap ISEI bisa memberikan desain, rencana, dan strategi yang taktis dan detail. Kita perlu strategi yang bisa langsung diterapkan, bukan hanya konsep besar yang sulit diwujudkan,” pungkasnya.
Hadir dalam acara tersebut beberapa pejabat tinggi negara, termasuk Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Pj. Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana. (*)
Discussion about this post