ISTANAGARUDA.COM – Bursa kripto pertama di Indonesia, Indodax, diduga telah mengalami pereasan, yang berakibat kehilangan aset digital sekira $14 juta atau lebih dari Rp 200 miliar.
Dilansir dari Coinedition.com, analisis blockchain terbaru menunjukkan bahwa peretas telah berhasil mendiversifikasi hasil kejahatannya ke berbagai mata uang kripto, dengan Ethereum (ETH) menjadi aset terbesar yang mereka kumpulkan.
Portofolio Peretas Terungkap
Berdasarkan data, peretas kini menguasai 5.584 ETH, setara dengan sekitar Rp83,7 miliar ($13 juta), yang tersebar di jaringan Ethereum dan Optimism.
Selain itu, mereka juga memiliki 6.84 juta POL, atau MATIC, senilai sekitar Rp102,6 juta ($2.56 juta) di jaringan Polygon.
Aset signifikan lainnya termasuk 16.7 juta TRX, senilai sekitar Rp252,5 juta ($2.55 juta) di jaringan Tron, dan 25 BTC, senilai sekitar Rp375 juta ($1.41 juta).
Total nilai portofolio peretas saat ini mencapai sekitar Rp216,4 miliar ($14,427 juta), meningkat sebesar 48,402% sejak pencurian awal.
Sebagian besar nilai portofolio terkonsentrasi pada Ethereum, dengan 5.204K ETH senilai sekitar Rp78,054 miliar ($12.114 juta). Bitcoin (BTC) menjadi aset terbesar kedua dengan 25.010 BTC senilai sekitar Rp375 juta ($1.410 juta).
Aset-aset penting lainnya dalam portofolio peretas termasuk 380K BGB senilai sekitar Rp5,7 miliar ($356.784K), 200M TOKO senilai sekitar Rp1,4 miliar ($93.594K), dan 80M TITAN senilai sekitar Rp1,38 miliar ($92.168K).
Pemantauan Berkelanjutan dan Peringatan Keamanan
Discussion about this post