ISTANAGARUDA.COM – Binance sebagai bursa kripto terbesar di dunia berdasarkan volume, kini memberikan opsi kepada sebagian trader untuk menyimpan aset mereka di bank-bank independen.
Menurut laporan, perkembangan ini dilatarbelakangi oleh permintaan pelanggan yang ingin menyimpan aset mereka dengan penyimpan aman independen.
Permintaan ini muncul menyusul tantangan regulasi terkini yang dihadapi oleh bursa kripto tersebut.
Terdapat klaim ketidaknyamanan yang meningkat di kalangan pelanggan Binance setelah diadili dan didenda oleh otoritas Amerika Serikat tahun lalu.
Bursa kripto ini setuju untuk membayar lebih dari $4 miliar sebagai penyelesaian dengan beberapa lembaga penegak hukum Amerika Serikat pada bulan November yang lalu.
Denda tersebut menyusul beberapa tahun penyelidikan dan penemuan penggunaan kriminal yang luas dari platform Binance.
Akibatnya, banyak pelanggan Binance memilih penyimpanan aset independen dan telah berlangganan di bank-bank seperti Sygnum Bank dari Swiss dan Flow Bank.
Demikian dilansir dari Coinedition.com, Jumat (01/02/2024).
Ini berbeda dari pengaturan awal Binance, di mana pelanggan hanya bisa menyimpan aset mereka di bursa atau melalui kustodian Ceffu.
Binance menggambarkan Ceffu sebagai “satunya mitra penyimpanan institusional dari Binance Exchange” di situs webnya.
Namun, regulator Amerika Serikat tampaknya kurang terkesan dengan kustodian tersebut. Mereka menggambarkannya sebagai “entitas terkait Binance yang misterius”.
Meskipun bursa kripto ini baru-baru ini menerapkan penyimpanan aset independen, mereka mengklaim telah mengeksplorasi ide ini selama hampir dua tahun.
Discussion about this post