Pada sesi drone tempur, berbagai teknologi modern dipamerkan oleh prajurit kedua negara, mulai dari perangkat serang presisi hingga alat dukungan operasi.
Letkol Inf Petrus Paramayudo Prabowo, Danden Lap Paspampres, menjelaskan detail skenario taktis yang ditampilkan. “Digambarkan ada penggunaan drone fiber optik untuk mencegah adanya jammer dari pihak musuh, kemudian ada juga teknologi drone kamikaze, ada juga drone untuk breaching atau membuka pintu pada saat penyerbuan pasukan darat, ada drone pengintaian, dan juga yang untuk menjatuhkan baik bahan peledak maupun dari komponen cadangan,” ungkapnya.
Dalam latihan gabungan ini, total 50 personel diterjunkan.
Sebanyak 38 prajurit TNI dari berbagai matra berkolaborasi dengan 12 prajurit elite Yordania.
Tidak hanya itu, intensitas persiapan kedua negara juga terlihat dari pengiriman prajurit TNI ke Yordania selama dua bulan untuk mempelajari sistem drone secara menyeluruh. “Untuk Yordania sendiri kita kirimkan prajurit kurang lebih selama dua bulan untuk dilatih tentang drone. Selepas kembali dari sini, mereka melanjutkan latihan dengan cara mengirimkan prajurit Yordania ke sini. Kita berlatih kurang lebih tiga hari sebelum tampil di depan Presiden dan Raja Yordania hari ini,” tambahnya.
Para prajurit yang tampil merasakan kebanggaan besar karena bisa menunjukkan kemampuan terbaik mereka di hadapan dua kepala negara sekaligus.
“Kami prajurit mengucapkan terima kasih dan merasa bangga sekali dapat diberikan kesempatan dan kepercayaan, terutama di hari ini bisa tampil di depan dua kepala negara, yang mana ini mungkin tidak semua prajurit mendapatkan kesempatan seperti ini,” ujar Letkol Petrus.
















































Discussion about this post