Ramona Situngkir, guru geografi di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 9 Jakarta Timur, juga berbagi cerita inspiratif mengenai motivasinya mengajar.
Latar belakang hidupnya yang berasal dari keluarga sederhana menjadi alasan kuat baginya untuk mengabdi di Sekolah Rakyat.
“Jadi saya dulunya adalah berasal dari keluarga yang tidak mampu, namun berhasil melanjutkan kuliah sampai S1 berkat bantuan dari negara. Itulah yang menjadi motivasi saya. Saya ingin menjadi bukti, menjadikan contoh yang nyata pada adik-adik ini bahwa pendidikan itu bisa mengubah nasib kita ke depan menjadi lebih baik,” ungkap Ramona.
Nurakmasari, pengajar dari SRMA 26 Makassar, mengungkapkan bahwa proses mendidik di Sekolah Rakyat penuh dengan nilai dan pengalaman yang tak ternilai.
Ia dan rekan-rekan guru lainnya memberikan pendampingan secara bertahap sesuai dengan kapasitas masing-masing murid.
“Harapannya semoga anak-anak Sekolah Rakyat bisa betul-betul berdampak, mampu berkembang, mengubah nasib mereka, menginspirasi teman-teman mereka yang lain, untuk terus belajar, berkembang, dan berprestasi di masa depan, serta bisa berkontribusi untuk Indonesia,” tutur Nurakmasari.
Seluruh pendidik yang terlibat menyuarakan keyakinan bahwa dengan dukungan penuh Presiden Prabowo, Sekolah Rakyat akan terus berkembang hingga menjangkau seluruh penjuru Nusantara.
Mereka percaya inilah fondasi utama menuju kejayaan Indonesia di tahun 2045, ketika bangsa ini genap berusia satu abad.
Program ini bukan sekadar pendidikan, tetapi tonggak perubahan yang membuka jalan bagi generasi penerus bangsa untuk menjadi pemimpin masa depan.(*)
Discussion about this post