Kurator pertunjukan, Eko Supriyanto, menyebut konsep ini sebagai persembahan perdana yang belum pernah ditampilkan dalam sejarah HUT RI.
“Belum pernah ada di pertunjukan di HUT RI tahun-tahun sebelumnya, dan ini karena 80 tahun nampaknya sudah saatnya kita juga menunjukkan yang sangat yakin bahwa kita memang sangat spesial,” ujar Eko.
Pagelaran menghadirkan perpaduan penari lintas usia dan daerah, dari Tari Barong Bali hingga Tarian Merah Putih yang menggunakan payung sebagai lambang pelindung bangsa.
Pencak Silat juga tampil luar biasa, dibawakan langsung oleh aktor dan atlet bela diri Iko Uwais bersama para pesilat sebagai simbol kekuatan dan diplomasi budaya.
Pertunjukan semakin lengkap dengan penampilan anak-anak Miracle Dancers Family yang memadukan gerak tradisi dan gaya modern, serta musikal Dol dari Bengkulu yang mencerminkan energi dan semangat musik lokal.
“Terakhir kita singgung sedikit apa sih yang menjadi semangat anak-anak sekarang, termasuk ketika adik-adik kecil yang ikut lomba di Kabupaten Kuansing di Riau dengan pacu jalur yang ini viral sedunia, ya kita harus menyatakan diri bahwa negara juga hadir, dan kita juga akan terus mengembangkan budaya-budaya seperti yang ada di Riau dengan pacu jalur,” ucap Eko.
Kemunculan kejutan terakhir membakar suasana Istana.
Silet Open Up feat Diva Aurel mengguncang panggung dengan lagu ‘Tabola Bale’.
Tamu undangan, peserta upacara, hingga Presiden Prabowo sendiri larut dalam suasana dan ikut bergoyang bersama.
Pagelaran budaya ini seolah menjadi pernyataan tegas bahwa kemerdekaan bukan hanya milik masa lalu, tapi juga menjadi milik seluruh rakyat — dari generasi tua hingga muda, dari yang tradisional hingga yang paling modern.

















































Discussion about this post