“Masa ada komisaris yang rapat sebulan sekali, tantiemnya 40 miliar setahun. Direksi pun tidak perlu tantiem kalau rugi. Dan untungnya harus untung benar, jangan untung akal-akalan,” tegas Presiden.
Menurutnya, setiap pengeluaran negara harus memberikan dampak konkret bagi masyarakat.
“Setiap rupiah harus memberi manfaat yang nyata. Belanja operasional yang tidak efisien dipangkas. Belanja negara harus memberi manfaat, menciptakan lapangan kerja, memperkuat daya beli, dan meningkatkan kualitas layanan publik,” ungkap Presiden.
Dari sisi pembiayaan, pemerintah akan menjalankan strategi fiskal yang prudent dan inovatif, menjaga rasio utang tetap dalam batas aman, sekaligus mengoptimalkan peran sektor swasta dan BPI Danantara Indonesia.
Dengan rancangan kebijakan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2026 ditargetkan berada di level 5,4 persen atau lebih.
Inflasi diharapkan terkendali di sekitar 2,5 persen, dengan tingkat pengangguran terbuka turun ke kisaran 4,44–4,96 persen.
“Angka kemiskinan kita turunkan ke 6,5 persen hingga 7,5 persen, rasio Gini kita turun ke tingkat 0,377 sampai 0,38. Indeks Modal Manusia kita targetkan 0,57,” ucap Presiden.
Arsitektur APBN 2026, kata Presiden, merupakan implementasi dari visi kepemimpinannya bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam membangun Indonesia yang kokoh dan berkeadilan.
“Arsitektur APBN 2026 adalah implementasi dari visi dan misi saya bersama saudara Wakil Presiden yang diarahkan untuk mewujudkan Indonesia yang tangguh, mandiri, dan sejahtera. Ketangguhan adalah fondasi terciptanya kemandirian dan kesejahteraan rakyat. Kita akan perkuat ketahanan di bidang pangan, energi, ekonomi, dan pertahanan,” ujar Presiden Prabowo.
Discussion about this post