Menteri Koordinator Bidang Pangan sekaligus Ketua Satgas Nasional KDMP, Zulkifli Hasan, menambahkan bahwa koperasi Merah Putih lahir untuk memotong rantai pasok yang panjang dan menghapus praktik tengkulak yang merugikan petani serta pelaku ekonomi desa.
“Hari ini kita melahirkan wajah baru koperasi Indonesia: koperasi desa atau kelurahan Merah Putih. Koperasi yang tidak hanya menjadi wadah produksi dan distribusi, tetapi juga untuk memotong rantai pasok, memberantas tengkulak dan rentenir, pemberdayaan petani, nelayan, serta pelaku ekonomi desa dengan prinsip gotong royong dan kekeluargaan, ekonomi kerakyatan yang berkali-kali disampaikan oleh Bapak Presiden,” ujarnya.
Peluncuran koperasi ini juga disambut antusias warga.
Ibu Aseh, warga Jetis Boto, mengungkapkan harapannya.
“Saya harap harganya lebih murah, bisa terjangkau masyarakat kecil,” ucapnya.
Hal serupa disampaikan Ibu Yunika, warga Mendangan, yang menginginkan harga kebutuhan pokok menjadi lebih stabil.
“Penjual yang curang-curang, biar ke depannya lebih baik lagi. Harganya lebih miring, biar rakyat-rakyat yang pedagang bisa dapat harga yang lebih murah daripada sudah ke tangan beberapa,” ujarnya.
Yunika juga mengeluhkan harga gas melon yang kerap melonjak sebelum adanya koperasi.
“Kita aja masih nyari gas melon, susah lho Bu. Kadang kita dapat harga Rp25.000, ada yang Rp30.000. Biasanya harganya yang normal Rp18.000,” jelasnya.
Dengan hadirnya Koperasi Merah Putih, warga kini optimistis kebutuhan sehari-hari seperti gas dan minyak goreng dapat dijual dengan harga sesuai HET.

















































Discussion about this post