Namun, sistem tersebut sempat menuai kritik karena dua kali mengalami kegagalan uji coba, salah satunya pada tahun lalu dan sebelumnya pada 2016 ketika rudal menyimpang dari jalur yang seharusnya.
Kemampuan nuklir udara terakhir yang dimiliki Inggris dihentikan pada 1998, saat bom bebas jatuh WE-177 secara resmi ditarik dari operasional militer.
Senjata nuklir taktis, seperti yang bisa dibawa F-35A, dirancang untuk digunakan di medan perang dan berbeda dari senjata strategis jarak jauh.
Dengan bergabung dalam kepemilikan F-35A, Inggris ingin memperluas kemampuan militernya dan menyelaraskan diri dengan sekutu NATO seperti Prancis dan Amerika Serikat yang sudah lama mengembangkan sistem nuklir darat, laut, dan udara.
Jet tempur F-35A ini memiliki kemampuan membawa bom nuklir taktis B61 buatan Amerika Serikat.
Namun, satu sumber resmi Inggris yang tidak disebutkan namanya mengindikasikan bahwa Inggris tetap membutuhkan pasokan bom tersebut dari Washington agar bisa menggunakannya secara penuh.
Perlu diketahui, senjata nuklir terakhir milik Amerika Serikat ditarik dari wilayah Inggris pada 2008, sebagai bagian dari langkah mengurangi ancaman konflik pasca-Perang Dingin.
Pemerintah Inggris menyatakan bahwa akuisisi pesawat tempur baru ini akan menciptakan dan menjaga sekitar 20.000 lapangan kerja di dalam negeri, sekaligus memperkuat komitmen negara terhadap aliansi NATO.
Selain itu, pemerintah juga menegaskan niatnya untuk meningkatkan anggaran pertahanan dan keamanan menjadi 5% dari total output ekonomi nasional pada tahun 2035, sejalan dengan target NATO.
Discussion about this post