Pezeshkian pun menegaskan bahwa Iran akan menjaga kesepakatan damai selama tidak ada pelanggaran dari pihak Israel.
Meski masih diragukan apakah kesepakatan ini bisa bertahan lama, keberhasilan Trump dalam menengahi perdamaian menunjukkan bahwa AS masih memiliki pengaruh besar di kawasan tersebut.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Eyal Zamir, menyebut bahwa “babak penting” dari konflik ini telah berakhir, namun kampanye militer terhadap Iran belum selesai.
Ia juga menambahkan bahwa fokus militer Israel kini akan kembali diarahkan ke kelompok Hamas yang berbasis di Gaza.
Komando militer Iran memperingatkan agar Israel dan AS mengambil pelajaran dari “pukulan telak” yang telah mereka terima selama perang berlangsung.
Otoritas Iran mengklaim bahwa 610 warga mereka tewas akibat serangan Israel, sementara 4.746 lainnya mengalami luka-luka.
Sebaliknya, serangan balasan Iran yang menembus sistem pertahanan udara Israel menewaskan 28 orang — sebuah rekor dalam sejarah konflik mereka.
Gencatan senjata ini menenangkan pasar global.
Harga minyak langsung anjlok dan pasar saham global melonjak karena kekhawatiran atas pasokan minyak dari kawasan Teluk mulai mereda.
Namun, pada hari yang sama, Trump melontarkan kekesalan luar biasa terhadap Israel karena dianggap melanggar kesepakatan damai secara terang-terangan.
Sebelum berangkat ke KTT NATO di Eropa, Trump mengatakan kepada awak media bahwa ia tidak senang dengan tindakan kedua belah pihak, tetapi paling kecewa dengan Israel.
Menurutnya, Israel telah “mengamuk” hanya beberapa jam setelah menyetujui perjanjian gencatan senjata.
Discussion about this post