ISTANAGARUDA.COM – Sebuah laporan intelijen awal Amerika Serikat mengungkap fakta mencengangkan: serangan udara Washington terhadap fasilitas nuklir Iran ternyata tidak berhasil menghancurkan kapabilitas nuklir negara tersebut, dan hanya memperlambatnya dalam hitungan bulan.
Temuan ini mencuat di tengah gencatan senjata rapuh antara Iran dan Israel, yang baru saja dimediasi oleh Presiden Donald Trump.
Presiden Trump sebelumnya mengklaim bahwa serangan bom bunker buster seberat 30.000 pon telah menghancurkan total infrastruktur nuklir Iran.
Namun, penilaian awal dari salah satu badan intelijen AS justru menunjukkan hal sebaliknya.
Tiga sumber yang mengetahui penilaian itu menyebutkan bahwa cadangan uranium yang telah diperkaya milik Iran masih ada.
Sebagian besar fasilitas nuklir Iran yang tertanam jauh di bawah tanah hanya mengalami gangguan operasional selama satu hingga dua bulan.
Iran sendiri menyatakan bahwa program nuklirnya semata-mata ditujukan untuk kepentingan energi sipil.
Gencatan senjata ini diumumkan setelah 12 hari konflik udara yang intens, di mana AS juga turut serta menyerang fasilitas pengayaan uranium Iran.
Meski begitu, baik Teheran maupun Tel Aviv sama-sama mengklaim kemenangan.
Di akhir pekan, Trump sempat menyatakan bahwa nuklir Iran telah “dihancurkan habis” oleh serangan AS.
Namun informasi dari dalam pemerintahan sendiri tampaknya bertentangan dengan klaim tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, “Kami telah menyingkirkan dua ancaman eksistensial sekaligus: ancaman kehancuran nuklir dan serangan 20.000 rudal balistik.”
Discussion about this post