Serangan AS selama akhir pekan meningkatkan kekhawatiran akan pecahnya konflik regional yang lebih luas.
Iran menyebut tindakan AS itu sebagai “pelanggaran besar atas garis merah,” karena menggunakan rudal dan bom penghancur bunker seberat 30.000 pon.
Menurut seorang pejabat Israel, mereka ingin menyudahi perang dalam beberapa hari ke depan, tergantung pada sikap Iran.
Hasil ideal bagi Israel adalah Iran menyepakati gencatan senjata dan kembali ke meja perundingan dengan AS mengenai program nuklirnya.
Namun, jika tidak, Israel siap menghadapi perang jangka panjang dengan intensitas rendah atau periode “tenang dibalas tenang.”
Militer Israel mengeluarkan peringatan bahwa mereka akan terus menyerang sasaran militer di sekitar Teheran.
Peringatan itu disampaikan melalui platform X, meski warga Iran kesulitan mengakses informasi karena pemutusan internet.
Di Teheran, Israel menyerang markas pasukan yang menekan demonstrasi sebelumnya, serta gerbang penjara Evin yang terkenal.
Stasiun televisi Iran menampilkan cuplikan hitam-putih dari serangan terhadap fasilitas yang kerap menahan warga negara ganda dan tahanan politik.
Penjara Evin juga memiliki unit khusus untuk tahanan politik yang dikelola oleh Garda Revolusi, yang langsung bertanggung jawab kepada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Fasilitas itu juga menjadi target sanksi dari AS dan Uni Eropa.
Belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan besar akibat serangan ini.
Televisi nasional Iran menayangkan gambar dari dalam penjara Evin, memperlihatkan bahwa situasi masih terkendali.
Discussion about this post