ISTANAGARUDA.COM – Presiden AS Donald Trump kembali menentang penilaian badan intelijen negaranya sendiri, dengan menyatakan bahwa Iran berada di ambang memiliki senjata nuklir, meskipun laporan resmi menyebut sebaliknya.
Pernyataan ini diutarakan Trump dalam penerbangan pulang menuju Washington setelah mempersingkat kehadirannya di KTT G7 demi fokus pada konflik yang kian memanas antara Iran dan Israel.
Sebelumnya, Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard menyampaikan kepada Kongres bahwa Iran tidak sedang mengembangkan senjata nuklir dan Pemimpin Tertinggi Iran belum mengaktifkan kembali program senjata yang telah dibekukan sejak 2003.
Namun Trump secara tegas menolak penilaian itu.
“Saya tidak peduli dengan apa yang dia katakan,” ujar Trump kepada wartawan. “Menurut saya, Iran sangat dekat dengan memiliki bom nuklir.”
Pernyataan Trump justru sejalan dengan narasi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menilai Iran bersenjata nuklir sebagai ancaman langsung, ketimbang pandangan penasihat intelijennya sendiri.
Pada hari Selasa, Trump melakukan pertemuan tertutup dengan jajaran keamanan nasional, termasuk Gabbard, di Ruang Situasi Gedung Putih untuk membahas langkah berikutnya.
Pejabat pemerintah kemudian berusaha meredam perbedaan pendapat antara Trump dan Gabbard.
Mereka menyatakan bahwa proses pengayaan uranium yang dilakukan Iran memang dapat mempercepat langkah negara itu menuju senjata nuklir.
Gabbard menyalahkan media atas kesalahpahaman terhadap pernyataannya sebelumnya.
Discussion about this post