Menurut sumber tersebut, rancangan proposal Oman meminta AS agar menerima penghentian seluruh aktivitas pengayaan uranium oleh Iran selama setidaknya satu hingga tiga tahun.
Selama masa itu, pengawasan ketat dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) akan diizinkan sepenuhnya.
Tujuan dari proposal tersebut adalah membangun kembali kepercayaan agar Iran nantinya diizinkan memperkaya uranium hingga kadar maksimal 3,67%.
Sebagai tambahan, program tersebut akan melibatkan konsorsium internasional dalam pengelolaan nuklir Iran.
Rencana ini sejalan dengan tawaran yang disebutkan oleh salah satu sumber Iran, bahwa Teheran bersedia menangguhkan pengayaan uranium selama satu tahun penuh.
Iran juga bersedia memberikan akses penuh kepada IAEA serta melaksanakan langkah-langkah yang bisa membangun kepercayaan internasional.
Sebagai imbalannya, Iran mengharapkan agar AS mengakui hak mereka atas program nuklir damai dan mencabut sanksi yang selama ini membebani perekonomian negara tersebut.
Dua sumber dari Iran juga menyebut bahwa Teheran telah meminta Turki untuk mengajukan permohonan kepada Donald Trump agar ikut membantu proses ini.
Presiden Rusia Vladimir Putin, menurut mereka, bahkan telah bersedia menghubungi baik Trump maupun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Namun belum jelas apakah Rusia akan mengambil peran diplomatik yang lebih besar dalam konflik ini.
Kantor Presiden Turki belum menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Meski Iran sempat mengancam akan “membuka gerbang neraka” sebagai balasan terhadap serangan Israel, kedua sumber Iran mengatakan bahwa Teheran juga telah menunjukkan sinyal kesiapan untuk menghentikan serangan jika Israel terlebih dahulu mengakhiri agresinya.

















































Discussion about this post