Namun, juru bicara Netanyahu, Omer Dostri, kemudian menyatakan bahwa kabar soal rencana pembunuhan Khamenei itu “tidak benar”.
Dalam wawancara yang sama, Netanyahu juga mengatakan bahwa perubahan rezim di Iran “bisa jadi merupakan konsekuensi” dari konflik yang sedang berlangsung “karena rezim Iran sangat lemah.”
Laporan pertama mengenai penolakan Trump atas proposal ini muncul dari Reuters.
Di saat bersamaan, Trump pada hari Minggu menyampaikan peringatan keras kepada Iran agar tidak menyerang target-target milik AS di kawasan Timur Tengah.
Melalui unggahan di media sosial pada pagi hari, Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat “tidak terlibat dalam serangan terhadap Iran,” menyusul tiga hari berturut-turut saling serang rudal antara Iran dan Israel.
Namun pihak Iran tetap menyalahkan AS, yang selama ini dianggap menjadi pemasok utama persenjataan canggih bagi Israel.
“Jika kami diserang dalam bentuk apapun oleh Iran, maka kekuatan penuh militer AS akan menghantam kalian dengan cara yang belum pernah kalian lihat sebelumnya,” ujar Trump.
Beberapa jam kemudian, Trump kembali menulis di media sosial bahwa “Iran dan Israel seharusnya membuat kesepakatan, dan akan membuat kesepakatan” serta memprediksi bahwa hal itu “mungkin terjadi dalam waktu dekat.”
Namun menjelang keberangkatannya ke KTT G7 di Pegunungan Rocky, Kanada, Trump tampak lebih berhati-hati ketika ditanya wartawan mengenai kapan eskalasi konflik antara Israel dan Iran akan mereda.
“Saya harap ada kesepakatan, kita lihat saja nanti. Tapi terkadang mereka memang harus berperang dulu,” ujarnya.
Discussion about this post