Isu-isu tersebut mencakup teknologi semikonduktor canggih untuk kecerdasan buatan, pembatasan visa bagi mahasiswa China di universitas-universitas AS, serta komoditas vital seperti rare earth yang sangat dibutuhkan industri otomotif.
Pekan lalu, Presiden Donald Trump menghubungi Presiden Xi Jinping melalui sambungan telepon untuk mencoba menormalisasi kembali relasi bilateral.
Melalui media sosial sehari setelahnya, Trump mengumumkan bahwa negosiasi perdagangan akan dilanjutkan di London.
Salah satu topik yang paling disorot dalam pembicaraan ini adalah soal rare earth, yaitu unsur tanah jarang yang digunakan dalam produksi kendaraan listrik dan teknologi tinggi lainnya.
Sejak bulan April, pemerintah China mewajibkan perusahaan untuk mendapatkan lisensi ekspor bagi tujuh jenis rare earth, yang menyebabkan kekacauan di industri otomotif dunia.
Kelangkaan pasokan membuat banyak produsen khawatir akan kemungkinan penghentian produksi jika krisis berlanjut.
Pihak Beijing menyampaikan pada hari Sabtu bahwa mereka sedang menanggapi serius keluhan ini, termasuk dari perusahaan-perusahaan Eropa dan Amerika.
Kevin Hassett, penasihat ekonomi AS, mengatakan kepada CNBC pada hari Senin bahwa ia memperkirakan akan ada pertemuan singkat disertai “jabatan tangan besar dan kuat” terkait isu rare earth.
Pemerintah Inggris mengonfirmasi bahwa mereka hanya menyediakan lokasi dan dukungan logistik untuk pertemuan ini tanpa terlibat langsung dalam isi pembicaraan.
Namun, Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves sempat bertemu dengan Bessent dan He pada hari Minggu, dan Menteri Bisnis Jonathan Reynolds dijadwalkan bertemu dengan Wang.
Discussion about this post