ISTANAGARUDA.COM – Di balik megahnya Lancaster House yang berusia dua abad di jantung kota London, dua raksasa ekonomi dunia—Amerika Serikat dan China—menggelar pertemuan penting yang bisa menentukan arah perdagangan global.
Delegasi tingkat tinggi dari kedua negara bertemu pada Senin dalam upaya meredam ketegangan yang telah mengguncang pasar internasional selama berbulan-bulan.
Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, memimpin delegasi Beijing dan bertatap muka langsung dengan tiga pejabat utama dari Washington: Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, Menteri Keuangan Scott Bessent, serta Perwakilan Dagang Jamieson Greer.
Menteri Perdagangan China, Wang Wentao, juga termasuk dalam tim negosiasi dari pihak China.
Pertemuan ini menjadi lanjutan dari pembicaraan sebelumnya di Jenewa bulan lalu yang menghasilkan kesepakatan gencatan senjata sementara.
Pada 12 Mei lalu, kedua negara sepakat untuk menangguhkan sebagian besar tarif di atas 100 persen yang saling mereka berlakukan dalam perang dagang yang semakin tajam.
Langkah itu dianggap sebagai cara untuk meredakan kekhawatiran akan potensi resesi global yang diakibatkan oleh konflik ekonomi terbesar dalam dekade ini.
Amerika Serikat dan China, sebagai dua kekuatan ekonomi teratas dunia, memiliki dampak luar biasa terhadap arus perdagangan internasional.
Namun data ekspor terbaru dari China menunjukkan penurunan drastis sebesar 35 persen dalam pengiriman barang ke AS selama bulan Mei dibandingkan tahun sebelumnya.
Meski sempat meredakan ketegangan di Jenewa, hubungan kedua negara kembali memanas terkait sejumlah isu sensitif.
Discussion about this post