Selama ditahan, mereka kekurangan makanan dan tidak mendapat layanan medis sama sekali.
Menurut laporan Associated Press bulan lalu, lebih dari 200 tawanan perang Ukraina telah meninggal dunia sejak invasi besar-besaran dimulai.
Rusia dan Ukraina juga berselisih mengenai pemulangan jenazah tentara yang tewas.
Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Ukraina tidak mengambil jenazah yang sudah disiapkan untuk dipulangkan pada akhir pekan.
Namun, Zelenskyy menyanggah dan mengatakan bahwa Moskow tidak mengirimkan daftar lebih dari 1.000 jenazah warga Ukraina yang berada di wilayah yang dikuasai Rusia seperti yang telah disepakati.
Dia menuding Rusia bermain “kotor” dalam isu ini.
Meski demikian, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa pertukaran jenazah tetap akan dilanjutkan, meskipun belum ada rincian teknis yang disepakati.
Kepala intelijen Ukraina, Kyrylo Budanov, menyebut bahwa proses pemulangan jenazah akan dimulai dalam pekan ini.
Sementara itu, serangan drone lintas batas terus berlanjut.
Rusia kembali menargetkan wilayah sipil di Ukraina menggunakan drone Shahed buatan Iran dalam serangan pada Minggu malam.
Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa, lebih dari 12.000 warga sipil Ukraina telah tewas akibat serangan semacam ini.
Rusia tetap bersikeras bahwa serangan mereka hanya menyasar target militer.
Sebagai respons, Ukraina terus mengembangkan drone jarak jauh yang mampu menyerang wilayah jauh di dalam Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa mereka menembak jatuh 49 drone Ukraina yang tersebar di tujuh wilayah berbeda.
Discussion about this post