Dengan tarif baru, biaya produksi bisa melonjak, bahkan untuk perusahaan yang hanya mengandalkan suku cadang tertentu dari luar negeri.
Di sektor ritel, harga makanan kaleng seperti tuna, sup, dan kacang-kacangan juga diprediksi naik karena bahan kemasan dari baja dan aluminium.
Dampaknya juga terasa di sektor konstruksi dan transportasi, karena banyak komponen bangunan dan kendaraan terbuat dari logam tersebut.
Bahkan rak supermarket atau truk pengangkut barang yang tidak berbahan langsung dari baja atau aluminium pun bisa terkena efek domino kenaikan harga.
Jika produsen asing tidak bisa lagi bersaing karena harga tinggi, produsen lokal berpotensi menaikkan harga mereka sendiri.
Artinya, bahkan perusahaan yang tidak menggunakan baja atau aluminium impor pun mungkin akan menghadapi biaya lebih besar.
Berdasarkan data indeks harga produsen pemerintah AS, harga baja sudah naik 16% sejak Trump kembali menjabat pada Januari.
Pada Maret 2025, harga baja di AS mencapai $984 per metrik ton — jauh lebih tinggi dibanding harga di Eropa ($690) atau China ($392).
Apakah Ada Pengecualian?
Kebijakan baru ini berlaku untuk hampir semua negara, namun Inggris mendapat perlakuan berbeda.
Sebagai hasil dari kesepakatan perdagangan yang dicapai pada 8 Mei, AS menyetujui untuk menurunkan tarif impor baja dan aluminium asal Inggris menjadi nol.
Namun, dalam proklamasi terbarunya, Trump menyebut bahwa tarif dari Inggris akan tetap sebesar 25%, setidaknya hingga 9 Juli, sambil menunggu evaluasi kepatuhan Inggris terhadap kesepakatan tersebut.
Discussion about this post