Tarif setinggi 145% sempat diberlakukan terhadap produk-produk China.
Namun tekanan dari pasar saham, obligasi, dan mata uang membuat kebijakan itu sebagian dilunakkan.
Sebagai balasan, China juga mengenakan tarif terhadap produk AS dan kini tampaknya memanfaatkan dominasinya dalam rantai pasok strategis untuk mendesak Trump agar melunak.
Menurut juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt, Presiden Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan akan berbicara minggu ini, dan isu larangan ekspor akan menjadi pokok pembahasan utama.
“Saya dapat memastikan bahwa pemerintah secara aktif memantau kepatuhan China terhadap perjanjian perdagangan Jenewa,” kata Leavitt kepada wartawan. “Pejabat kami terus berkorespondensi dengan mitra mereka di China.”
Trump sebelumnya menyebut lambatnya pelonggaran larangan ekspor oleh China sebagai pelanggaran terhadap perjanjian internasional tersebut.
Pengiriman magnet yang sangat penting untuk produksi mobil, drone, robot, hingga rudal kini tertahan di pelabuhan-pelabuhan China.
Hal ini terjadi sembari Beijing menyusun sistem regulasi baru yang berpotensi melarang pengiriman magnet ke perusahaan-perusahaan tertentu secara permanen, termasuk kontraktor militer Amerika.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran besar di ruang rapat perusahaan dan ibu kota negara-negara dari Tokyo hingga Washington.
Para pejabat kini berpacu dengan waktu mencari alternatif pasokan, di tengah ancaman bahwa produksi kendaraan baru bisa berhenti total pada akhir musim panas.
“Jika situasinya tidak segera berubah, keterlambatan produksi bahkan penghentian produksi tidak bisa dihindari,” kata Hildegard Mueller, kepala asosiasi industri otomotif Jerman, kepada Reuters pada hari Selasa.
Discussion about this post