ISTANAGARUDA.COM – Ketergantungan dunia terhadap China dalam pasokan mineral penting kini memasuki fase krisis, dan dampaknya bisa sangat serius bagi masa depan industri otomotif dan teknologi global.
Dari Eropa hingga Asia, para pemimpin industri dan pejabat pemerintahan mulai panik menghadapi potensi lumpuhnya rantai pasok akibat kebijakan ekspor baru China.
Situasi ini bahkan bisa memicu gelombang guncangan ekonomi jika tidak segera diatasi.
Pada hari Selasa (03/06/2025), kekhawatiran internasional meningkat tajam ketika produsen mobil global, termasuk dari Jerman, mengeluarkan peringatan keras mengenai dampak pelarangan ekspor logam tanah jarang oleh China.
Langkah pembatasan tersebut telah memicu kekhawatiran serius karena dapat menyebabkan keterlambatan produksi bahkan penghentian total, kecuali jika solusi cepat ditemukan.
Peringatan dari produsen mobil Jerman ini muncul setelah keluhan serupa sebelumnya disampaikan oleh produsen kendaraan listrik asal India.
China memutuskan pada bulan April untuk menghentikan ekspor berbagai mineral penting serta magnet berbasis logam tanah jarang.
Kebijakan ini mengganggu secara drastis rantai pasok global yang sangat dibutuhkan oleh industri otomotif, penerbangan, semikonduktor, hingga kontraktor militer.
Keputusan ini menyoroti posisi dominan China dalam industri mineral kritis dan dipandang sebagai alat tawar dalam perang dagang yang terus berlangsung dengan Amerika Serikat.
Presiden Donald Trump, yang masih terus memegang kendali kebijakan perdagangan AS, menggunakan tarif besar-besaran terhadap barang impor China sebagai upaya mempersempit defisit dagang dan memulihkan manufaktur AS.
Discussion about this post