Dalam pernyataannya, kementerian itu menyebut bahwa 91% tarif akan dihapus sepenuhnya, sementara 24% sisanya akan ditangguhkan selama tiga bulan.
“Langkah ini sejalan dengan harapan para produsen dan konsumen di kedua negara dan bermanfaat tidak hanya bagi kedua belah pihak, tapi juga untuk kepentingan dunia secara keseluruhan,” tulis pernyataan tersebut.
China juga menyampaikan harapannya agar AS berhenti menerapkan kenaikan tarif sepihak dan bersedia bekerja sama dalam menjaga stabilitas hubungan ekonomi bilateral.
Dalam pernyataan bersama, disebutkan pula bahwa China sepakat untuk menghentikan atau mencabut sejumlah langkah pembalasan yang diberlakukan sejak 2 April lalu.
Langkah-langkah tersebut termasuk pembatasan ekspor logam tanah jarang yang sangat penting bagi industri pertahanan dan memasukkan perusahaan-perusahaan AS ke daftar entitas tidak dapat dipercaya.
Namun hingga saat ini, dampak keseluruhan dari tarif yang rumit dan berbagai sanksi dagang belum sepenuhnya terlihat.
Keberhasilan jangka panjang sangat tergantung pada apakah kedua negara mampu menjembatani perbedaan besar selama masa gencatan senjata 90 hari ini.
Meski demikian, reaksi pasar cukup antusias melihat adanya celah untuk meredakan konflik.
Futures untuk indeks S&P 500 melonjak 2,6%, sementara Dow Jones naik 2%.
Harga minyak melonjak lebih dari $1,60 per barel, dan dolar AS menguat terhadap euro serta yen Jepang.
Jens Eskelund, Presiden Kamar Dagang Uni Eropa di China, menyambut baik kabar ini, namun tetap menekankan pentingnya kewaspadaan.
Discussion about this post