“Kami percaya pada demokrasi. Kami percaya pada hak asasi manusia. Kami percaya pada tatanan yang berdasarkan aturan. Namun, sekarang, tiba-tiba, kita melihat di depan mata kita, katakanlah apa yang disebutkan Presiden Erdoğan, anak-anak yang tidak bersalah, wanita yang tidak bersalah, pria yang tidak bersenjata dibantai di depan mata seluruh dunia,” tuturnya.
Meski menekankan urgensi menjaga jalur diplomatik, Presiden Prabowo juga realistis terhadap dinamika global yang tengah berlangsung.
Ia mengingatkan bahwa banyak negara kini mulai bersiap menghadapi skenario terburuk akibat meningkatnya ketidakpastian, yang dapat memicu krisis multidimensi seperti kemiskinan dan kelaparan.
“Kalau Anda mau tanya, saya katakan kita harus melalui jalur diplomasi. Tapi sekarang banyak negara yang sedang menilai, saya kira, dan bersiap untuk yang terburuk,” kata Presiden dengan nada tegas.
Pernyataan ini memperkuat komitmen Indonesia terhadap diplomasi damai, sembari tetap waspada terhadap segala kemungkinan yang muncul akibat melemahnya kepatuhan global terhadap prinsip keadilan dan tatanan hukum internasional.(*)
Discussion about this post