Dalam situasi ini, langkah Samsung untuk mempercepat pengembangan chip Exynos 2600 dinilai sebagai strategi logis untuk mengurangi ketergantungan pada Snapdragon milik Qualcomm, yang harganya semakin tinggi setiap tahun.
Dengan memproduksi chip sendiri, perusahaan asal Korea Selatan itu berupaya menjaga keseimbangan antara performa dan efisiensi biaya.
Sejauh ini, analis industri memperkirakan potensi kenaikan harga antara USD 50 hingga USD 100 per unit, mengikuti pola penyesuaian yang pernah terjadi di masa lalu.
Namun demikian, semua pihak masih menunggu pengumuman resmi dari Samsung mengenai detail harga dan jadwal peluncuran Galaxy S26 Series yang diprediksi menjadi tonggak baru dalam inovasi ponsel flagship global.(*)















































Discussion about this post