Secara keseluruhan, performa chipset ini sangat mengesankan.
Dalam pengujian CPU, Xring O1 mampu mengungguli Dimensity 9400, baik dari segi kecepatan maupun efisiensi daya.
Walaupun belum bisa menyamai kekuatan Snapdragon 8 Elite dari Qualcomm, jaraknya semakin tipis.
Ukuran fisiknya juga relatif kecil, hanya 109mm², setara dengan Apple A18 Pro.
Namun, baik chip Xiaomi maupun Apple menggunakan modem eksternal, berbeda dengan Dimensity dan Snapdragon Elite yang sudah terintegrasi, sehingga menjelaskan perbedaan ukuran tersebut dan sekaligus menimbulkan tantangan efisiensi daya tersendiri.
Xiaomi juga mengambil pendekatan unik dalam pengaturan memori internal chip ini.
Alih-alih menyertakan System Level Cache (SLC) seperti pada banyak chipset modern, mereka memilih menanamkan cache dalam jumlah besar langsung ke CPU dan GPU.
Chip ini memiliki 16MB cache L3 untuk sepuluh inti CPU, ditambah 2MB L2 untuk masing-masing inti X925, dan 1MB L2 untuk setiap A725.
GPU mendapatkan 4MB cache, sementara NPU yang dirancang sendiri oleh Xiaomi bahkan dibekali cache sebesar 10MB.
Unit pemrosesan saraf (NPU) tersebut terdiri dari enam inti dan ukurannya hampir menyamai area CPU dalam keseluruhan chip.
Xiaomi juga merancang ISP (Image Signal Processor) versi keempat mereka sendiri yang sebelumnya merupakan chip terpisah di flagship Xiaomi, namun kini sudah terintegrasi untuk meningkatkan efisiensi.
Namun, keputusan konfigurasi GPU sepertinya menjadi titik lemah dari Xring O1.
Menggunakan 16-core Immortalis-G925, ukurannya lebih besar dari versi 12-core milik Dimensity 9400.
Discussion about this post