ISTANAGARUDA.COM – Pasar keuangan dunia tengah dilanda badai ketidakstabilan. Analisis terbaru dari QCP Capital mengungkapkan bahwa volatilitas makro sedang meningkat tajam.
Penyebabnya beragam, mulai dari anjloknya pasar saham, likuidasi posisi mata uang, hingga fluktuasi harga komoditas.
Salah satu faktor utama yang menjadi sorotan adalah penurunan drastis indeks Nasdaq sebesar 10% dari puncaknya.
Saham-saham teknologi raksasa menjadi korban utama dalam aksi jual besar-besaran ini. Selain itu, strategi carry trade yang populer, seperti membeli Yen Jepang dan menjual Peso Meksiko, juga mulai dilikuidasi, memperparah situasi.
Indeks volatilitas VIX yang biasanya bergerak dalam rentang 12-14 dalam dua bulan terakhir, kini melesat hingga 19,50.
Ini adalah sinyal kuat tentang meningkatnya ketidakpastian pasar. QCP Capital menjelaskan bahwa salah satu pemicu utama adalah guncangan pada Value at Risk (VaR), yang memaksa manajer risiko mengurangi posisi mereka.
Akibatnya, terjadi spiral penurunan harga dan peningkatan volatilitas.
Valuasi saham yang terlalu tinggi dan target pendapatan yang optimis juga menjadi masalah.
Contohnya adalah penurunan harga saham Microsoft sebesar 8% setelah perusahaan tersebut gagal mencapai target pendapatan dari layanan cloud berbasis AI.
Sentimen risiko global yang menurun juga memperburuk situasi.
Mata uang seperti Dolar Australia dan Dolar Selandia Baru ambruk meskipun Dolar AS melemah. Harga komoditas seperti minyak dan tembaga turun 10-15% dalam sebulan karena meningkatnya kekhawatiran resesi global.
Discussion about this post