ISTANAGARUDA.COM– Senyum manis tak pernah lepas dari bibir Nenek Nurbaiti Basyah Nyak Radad (71 tahun) saat tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Kamis pagi (06/06/2024).
Anggota kelompok terbang (kloter) 8 Embarkasi Aceh (BTJ-08) ini akhirnya bisa menunaikan ibadah haji setelah menunggu selama 13 tahun.
Dilansir dari rilis Kemenag RI, Meski harus berangkat tanpa pendamping, Nenek Nurbaiti merasa nyaman dan tenang selama perjalanan dari Embarkasi Aceh hingga tiba di Jeddah.
“Petugas hajinya baik dan ramah. Mereka sigap membantu kami yang sudah lanjut usia. Terima kasih ya untuk semua para petugas haji,” ucapnya sambil tersenyum.
Kepada tim Media Center Haji (MCH), Nenek Nurbaiti berbagi cerita tentang kekhawatiran awalnya. “Suami saya dulu seorang guru dan sudah meninggal saat tsunami di Aceh.
Saya harus pergi sendiri tanpa pendamping,” kisahnya dengan suara bergetar, mengenang suaminya.
Mengenang tragedi tsunami, Nenek Nurbaiti menceritakan bagaimana ia dan kedua anaknya selamat.
“Kami terpisah saat banjir tsunami. Saya menyelamatkan diri bersama kedua anak ke tempat yang tinggi, sementara suami saya tertinggal di belakang. Saat kami terpisah itulah banjir tsunami menyeret bapak hingga terlepas dari pandangan kami, dan sampai sekarang jasad bapak tidak ditemukan,” tuturnya dengan air mata berlinang.
Sejak itu, Nenek Nurbaiti hidup bersama kedua anaknya. Uang pensiun suaminya digunakan untuk biaya setoran awal hingga pelunasan haji.
“Berangkat haji ini murni dari uang pensiun bapak. Alhamdulillah, bapak juga sudah dibadalumrahkan,” terangnya.
Discussion about this post