ISTANAGARUDA.COM – Dalam lanskap kripto yang terus bergejolak, analis dan pendiri MN Fund, Michaël van de Poppe, menyuarakan optimisme terhadap delapan altcoin yang menurutnya sedang berada dalam fase undervalued paling signifikan saat ini.
Ia membagikan pandangan strategisnya dengan menyoroti pentingnya memahami konsep “mispricing” dan “risiko” dalam dunia investasi aset digital.
Menurutnya, memahami kesenjangan antara harga pasar dan nilai intrinsik dapat menjadi senjata utama bagi investor yang ingin mengambil langkah cerdas di tengah siklus pasar yang tidak menentu.
Van de Poppe mengungkap bahwa mispricing terjadi ketika harga sebuah aset tidak mencerminkan nilai sesungguhnya, membuka peluang emas bagi mereka yang jeli membaca pasar.
Ia mengambil contoh pergerakan harga Bitcoin sebagai gambaran paling nyata.
Puncak harga Bitcoin yang nyaris menyentuh angka $70.000 pada tahun 2021 dianggap oleh banyak pihak sebagai situasi overvalued.
Namun, setelah serangkaian krisis besar seperti runtuhnya FTX dan kehancuran ekosistem Terra Luna, harga Bitcoin anjlok ke kisaran $20.000.
Perbedaan drastis ini menurutnya menjadi indikator ideal bagi para trader untuk melakukan aksi beli atau jual berdasarkan ketimpangan nilai tersebut.
Dalam dunia altcoin, Van de Poppe menegaskan bahwa risiko adalah bagian yang tidak terhindarkan, namun bisa dikelola dengan pendekatan yang tepat.
Aset kripto non-Bitcoin memang cenderung lebih fluktuatif dibanding instrumen tradisional seperti obligasi.
Namun, volatilitas tinggi ini membuka peluang imbal hasil yang lebih besar, selama dibandingkan secara logis dengan tolok ukur risiko rendah seperti obligasi atau performa Bitcoin itu sendiri.
Discussion about this post