Pabrik Tahap I yang awalnya dirancang untuk menghasilkan 150.000 mobil per tahun kini mampu memproduksi jauh lebih banyak melalui sistem kerja dua shift penuh.
Dengan hasil ini, Xiaomi berhasil membuktikan kemampuannya memproduksi mobil listrik dalam skala besar — tantangan utama yang sering gagal dihadapi pemain baru di sektor otomotif.
Namun, ekspansi Xiaomi baru saja dimulai.
Perusahaan tersebut tengah menyiapkan pembangunan dua pabrik tambahan di Beijing (Tahap II dan III) serta satu lagi di Wuhan yang dijadwalkan mulai beroperasi pada Mei 2026.
Targetnya tak tanggung-tanggung: Xiaomi menargetkan produksi dan penjualan lebih dari 1 juta unit mobil listrik per tahun pada 2026, dengan ambisi mencapai 1,2 juta unit.
Jika tercapai, Xiaomi akan masuk ke jajaran produsen mobil listrik terbesar dunia dalam waktu yang sangat singkat.
Untuk saat ini, penjualan Xiaomi menunjukkan tren positif dengan capaian rekor baru.
Sepanjang Oktober, perusahaan mengirimkan 48.654 unit kendaraan ke pelanggan.
Menariknya, bukan sedan SU7 yang mendominasi penjualan, melainkan SUV YU7 yang menyumbang 33.662 unit atau sekitar 70% dari total penjualan.
Tingginya permintaan ini juga menjadi alasan mengapa waktu tunggu YU7 masih berkisar antara 32 hingga 38 minggu.
Sementara itu, lini sedan SU7 membukukan penjualan sebesar 14.992 unit selama bulan yang sama.
Di tengah euforia penjualan, rumor pun mulai beredar di media sosial bahwa SU7 sedan akan segera mendapatkan facelift.
Pembaruan ini kabarnya mencakup 12 peningkatan konfigurasi baru, namun juga diikuti kenaikan harga sekitar RMB 9.900 atau setara €1.190.
















































Discussion about this post