Hayes juga mengingatkan tentang fase antara tahun 2023 dan 2024, di mana para Venture Capital (VC) mendorong kenaikan harga secara artifisial dengan memainkan angka Total Value Locked (TVL) yang tinggi di atas sirkulasi token yang rendah.
Namun menurutnya, situasi kali ini jauh berbeda.
Hayes percaya periode 2025 hingga 2026 akan menjadi titik balik penting karena kini muncul proyek-proyek dengan model bisnis jelas, pengguna berbayar, dan sistem bagi hasil yang transparan bagi para pemegang token.
“Musim altcoin berikutnya akan dipimpin oleh proyek yang memiliki pendapatan nyata, bukan janji kosong,” katanya tegas.
Ia menilai para investor juga mulai matang dan memiliki ekspektasi yang lebih rasional seiring dengan bertumbuhnya pasar penerbitan token baru.
Meski begitu, Hayes mengakui bahwa pasar altcoin 2025 masih dipenuhi ketidakpastian dan reaksi beragam, terutama dari investor ritel.
Volatilitas yang tinggi sebagian besar dipicu oleh faktor makroekonomi global, termasuk perubahan kebijakan di Amerika Serikat setelah Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden.
Kemenangan Trump, menurutnya, menjadi salah satu faktor paling berpengaruh terhadap arah pasar keuangan dunia, termasuk aset kripto.
Pada awal masa pemerintahannya, kebijakan pro-kripto sempat meningkatkan kepercayaan investor.
Namun, sejumlah kebijakan alternatif di sektor lain serta ketegangan politik internal di Kongres AS telah menciptakan kekhawatiran baru di kalangan pelaku pasar.
Hal ini menyebabkan pasar kripto menjadi lebih sulit diprediksi dalam jangka pendek.















































Discussion about this post