Model operasional SWIFT mengandalkan sejumlah perantara, proses manual, dan standar pesan yang sering kali tidak konsisten.
Kondisi ini membuat sistem tersebut rawan kesalahan, mahal dalam biaya, dan lambat dalam proses penyelesaiannya.
Ripple telah mengangkat isu-isu ini dalam tulisan blognya pada Mei lalu, menyebut bahwa infrastruktur SWIFT sudah ketinggalan zaman dan tidak lagi cocok dengan kebutuhan perdagangan modern.
Dalam tulisan tersebut, Ripple menulis:
“Sebagian besar pembayaran lintas negara masih mengandalkan proses manual. Kesalahan ketik dalam nomor rekening, kode SWIFT yang salah, atau instruksi pembayaran yang tidak lengkap bisa membuat transaksi gagal.”
Sebagai solusinya, Ripple menawarkan sistem Ripple Payments berbasis blockchain yang didesain untuk menyederhanakan proses pembayaran lintas negara secara real-time.
Platform ini memanfaatkan XRP dan stablecoin Ripple USD (RLUSD) untuk menghadirkan penyelesaian transaksi yang lebih cepat, transparan, dan dengan biaya lebih rendah.
Ripple juga mengklaim bahwa teknologinya mampu menjangkau lebih dari 90% pasar valuta asing global dan dirancang untuk meminimalkan risiko operasional.
Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, Ripple berharap dapat menjadikan XRP sebagai pilihan utama dalam ekosistem pembayaran global masa depan.(*)
Discussion about this post