Untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi AS, kedua bank menerapkan kebijakan dan dokumentasi khusus guna memenuhi persyaratan Bank Secrecy Act (BSA), anti-pencucian uang (AML), dan aturan dari Office of Foreign Assets Control (OFAC).
CEO Custodia, Caitlin Long, menekankan pentingnya kerja sama dengan regulator.
“Kami membuka jalan dalam aspek hukum dan regulasi, membuktikan bahwa bank-bank AS dapat bekerja sama untuk melakukan tokenisasi simpanan permintaan di blockchain tanpa izin dengan tetap mematuhi aturan yang berlaku,” ujarnya.
Dalam unggahannya di platform X, Long menambahkan: “Kami mengambil langkah besar dengan menerbitkan stablecoin bank pertama di blockchain tanpa izin.”
Namun, ia menegaskan bahwa inovasi ini bukan hanya tentang dunia kripto: “Dampak sesungguhnya justru ada di keuangan tradisional … kripto memang memperjuangkan wilayah regulasi, tetapi yang dilakukan Custodia Bank bersama Vantage Bank ini adalah cerita besar di dunia keuangan tradisional.”
Presiden dan CEO Vantage Bank, Jeff Sinnott, juga menyoroti dampak luas dari proyek ini: “Momen ini menjadi tonggak penting dalam membentuk ulang lanskap keuangan, membuktikan bagaimana blockchain dan stablecoin dapat merevolusi sistem pembayaran. Dengan menyelesaikan transaksi ini, kami memberdayakan bank-bank untuk memimpin modernisasi lintas batas dengan tetap mempertahankan kekuatan dolar AS serta menunjukkan dukungan regulator terhadap inovasi yang bertanggung jawab.”
Seluruh proses ini memanfaatkan paten AS Custodia tahun 2022 terkait tokenisasi simpanan bank dalam dolar di platform kontrak pintar tanpa izin. Langkah ini membuka jalan bagi integrasi lebih lanjut antara teknologi blockchain dan sistem perbankan yang sesuai dengan regulasi.(*)
Discussion about this post