“Setelah tes renang, calon taruna bisa langsung melihat berapa detik waktu yang ditempuh dan nilai yang diperoleh. Begitu pula dengan tes lari, jumlah putaran dan waktu tempuh langsung ditampilkan. Hasil semua tes dapat dipantau secara terbuka, sehingga tidak ada manipulasi,” ungkapnya.
Prinsip seleksi yang bersih, transparan, akuntabel, dan humanis (Betah) telah diterapkan oleh Polri sejak beberapa tahun terakhir. Dengan sistem ini, para peserta bisa mengetahui dan menghitung sendiri bobot nilai yang diperoleh dalam berbagai aspek seleksi.
“Jika ada calon taruna merasa nilai yang diberikan tidak sesuai, mereka diberi kesempatan untuk mengoreksi ke panitia. Mereka juga sudah mengetahui bobot nilai untuk akademik, psikologi, dan jasmani, sehingga semuanya dapat dihitung secara mandiri,” tambahnya.
Waspada Calo dan Penipuan
Dedi juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan janji manis calo yang mengklaim bisa meloloskan peserta dengan membayar sejumlah uang. Ia menegaskan bahwa proses seleksi Polri hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri, bukan faktor eksternal.
“Kami mengimbau seluruh jajaran untuk terus mengedukasi masyarakat bahwa seleksi anggota Polri hanya bergantung pada kemampuan masing-masing individu. Persiapan yang matang dan latihan yang serius adalah kunci utama,” ujarnya.
Dedi juga mengingatkan bahwa banyak kasus penipuan yang terjadi karena masyarakat tergiur dengan tawaran calo. Akibatnya, mereka kehilangan uang dalam jumlah besar, sementara anak mereka tetap gagal dalam seleksi.
Discussion about this post