Saat ini, kebutuhan susu nasional masih bergantung pada impor, dengan angka mencapai 80 persen, sementara produksi dalam negeri hanya menyumbang 20 persen.
Presiden Prabowo menginstruksikan agar ketergantungan ini dikurangi dengan meningkatkan produksi susu domestik.
“Kita ingin instruksi dari Presiden Prabowo adalah bagaimana industri susunya kita naikkan, impornya kita tekan. Jadi orangnya bukan dibatasi untuk minum susu, orang boleh minum susu tapi dari 100 persen yang kita minum bagaimana kuotanya ini lama-lama harus kita balik,” jelas Sudaryono.
Sebagai langkah konkret, pemerintah menargetkan mendatangkan dua juta indukan sapi untuk meningkatkan produksi susu lokal.
Hingga kini, sebanyak 167 perusahaan telah menyatakan komitmen untuk berinvestasi dalam pengadaan sapi indukan tanpa menggunakan dana APBN.
“Sudah ada 167 perusahaan yang komit untuk berinvestasi mendatangkan sapi. Jadi negara tidak mengeluarkan APBN tapi mereka berinvestasi, sumber sapinya dari mereka, mereka yang pelihara, mereka yang bermitra dengan peternak-peternak lokal dan seterusnya,” tambah Sudaryono.
Meski susu belum dimasukkan dalam program MBG akibat keterbatasan produksi dalam negeri, pemerintah memastikan bahwa kebutuhan protein anak-anak tetap terpenuhi melalui sumber alternatif yang tersedia.
“Kita tidak ingin memberikan susu impor kepada anak-anak kita. Kita ingin substitusi dulu dengan sumber protein yang lain, dengan telur, daging ayam dan seterusnya,” tutup Sudaryono.
Melalui langkah-langkah ini, pemerintah optimis dapat memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus memberdayakan koperasi serta industri susu lokal demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.(*)
Discussion about this post