Peninggalan Setelah Kepresidenan
Setelah meninggalkan Gedung Putih, Carter mendirikan Carter Center pada 1982, yang menjadi pusat aktivitasnya sebagai pejuang perdamaian, demokrasi, kesehatan masyarakat, dan hak asasi manusia.
Ia memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan nuklir antara Korea Utara dan Selatan, mencegah invasi AS ke Haiti, serta membantu menyelesaikan konflik di Bosnia dan Sudan.
Pusat ini juga telah memantau lebih dari 113 pemilu di berbagai negara untuk memastikan transparansi dan keadilan.
Salah satu misi yang paling ia banggakan adalah upayanya memberantas penyakit cacing guinea yang hampir berhasil sepenuhnya, dengan kasus menurun dari jutaan pada 1980-an menjadi hanya beberapa kasus di era 2020-an.
Warisan yang Mendalam
Meskipun masa jabatannya sebagai presiden sering dianggap kurang berhasil, banyak sejarawan kini menilai ulang pencapaiannya.
Ia berhasil mengurangi ketergantungan AS pada minyak asing, mendukung hak asasi manusia, mengakui kesalahan sejarah imperialisme Amerika, serta meningkatkan hubungan diplomatik dengan China.
Pada 2002, ia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian atas upayanya yang tak kenal lelah dalam mencari solusi damai untuk konflik internasional.
Jimmy Carter menghabiskan sebagian besar hidupnya di Plains, tempat ia tinggal di rumah sederhana bersama istrinya.
Hingga akhir hayatnya, ia tetap menginspirasi generasi muda melalui kehidupan yang penuh makna dan prinsip.
“Saya telah menjalani kehidupan yang indah dan memuaskan,” ungkapnya pada 2015, menunjukkan ketenangan yang mendalam terhadap perjalanan hidupnya.(*)
Discussion about this post