Pada Oktober lalu, AS menyetujui penjualan senjata senilai $2 miliar ke Taiwan, termasuk pengiriman sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara canggih untuk pertama kalinya.
Langkah ini juga menuai kritik tajam dari China, yang meresponsnya dengan mengadakan latihan perang di sekitar Taiwan.
Awal bulan ini, Taiwan meminta China untuk menghentikan aktivitas militer di perairan dekat pulau tersebut, yang dianggapnya sebagai ancaman terhadap perdamaian dan stabilitas serta mengganggu pengiriman dan perdagangan internasional.
Sementara itu, Presiden AS terpilih Donald Trump dalam pernyataannya menyebut bahwa dia tidak akan secara otomatis berkomitmen untuk membela Taiwan jika China menyerang selama masa kepresidenannya.
Trump juga menyatakan bahwa Taiwan seharusnya membayar kepada AS untuk perlindungan yang diberikan, membandingkan hubungan tersebut dengan layanan asuransi.
Saat ini, Taiwan mengalokasikan sekitar 2,5% dari PDB-nya untuk sektor pertahanan.(*)
Discussion about this post