“Tak ada yang menyangka Indonesia bisa mempertahankan nilai tukar Rupiah di bawah Rp16 ribu per USD, apalagi jika dibandingkan dengan ekspektasi tiga bulan lalu. Ini merupakan pencapaian besar bagi tim ekonomi Indonesia,” lanjut Airlangga.
Melihat pencapaian ekonomi yang positif ini, Indonesia masih dianggap sebagai negara yang menarik bagi para investor global. Baru-baru ini, lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) mengafirmasi peringkat Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia pada level BBB+ dengan outlook positif. Selain itu, peringkat daya saing Indonesia juga naik ke posisi tertinggi dalam 10 tahun terakhir, yaitu peringkat ke-27 menurut IMD World Competitiveness Ranking 2024.
Pemerintah terus memfasilitasi investasi melalui 22 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang tersebar di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, sektor-sektor baru seperti Carbon Capture Storage (CCS), semikonduktor, hidrogen hijau, dan Small-Modular Reactors (SMRs) juga menawarkan potensi investasi yang menjanjikan di masa depan.
Untuk memastikan pertumbuhan jangka menengah dan panjang, pemerintah telah menyiapkan strategi pertumbuhan baru seperti digitalisasi, transisi energi, serta pengembangan sektor semikonduktor. Selain itu, ketahanan sosial dan pemberdayaan masyarakat juga menjadi bagian penting dalam rencana pembangunan.
Perbankan, terutama bank internasional seperti HSBC, memiliki peran penting dalam mendorong arus investasi asing ke Indonesia. HSBC telah membantu menjembatani investor dengan pelaku usaha lokal, dan ini menjadi salah satu kunci untuk mempertahankan investasi.
Discussion about this post