Jamaah haji Indonesia, sebagai kelompok terbesar di dunia, mendapatkan layanan katering, transportasi, akomodasi, serta bimbingan ibadah dengan baik. Layanan fast track di tiga embarkasi, yakni Jakarta, Solo, dan Surabaya, juga berjalan lancar.
“Layanan katering bahkan diberikan hingga jelang puncak haji, ini kali pertama dalam kuota normal,” jelas Yaqut.
Yaqut menyebut ada beberapa dinamika di Mina yang perlu dievaluasi, mengingat keterbatasan ruang yang ada. “Dengan kuota 213.320 jamaah, ruang yang tersedia kurang dari 0,8 meter persegi per orang.
Ini menjadi tantangan,” katanya. Namun, ia bersyukur bahwa puncak haji berjalan lancar dan berjanji akan melakukan evaluasi untuk perbaikan di masa mendatang.
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi juga mengumumkan keberhasilan penerapan Kartu Nusuk, yang membantu membedakan jamaah haji resmi dan tidak resmi.
Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F Al Rabiah, berharap kerja sama lintas pihak ini terus berlanjut. Masa umrah juga segera dimulai dengan penerbitan visa umrah.
Dengan persiapan yang lebih awal dan kerjasama yang baik antara Indonesia dan Arab Saudi, diharapkan penyelenggaraan haji tahun depan akan berjalan lebih lancar dan memberikan kenyamanan serta keselamatan bagi seluruh jamaah.(*)
Discussion about this post