Kedua pemimpin juga menyoroti pentingnya stabilitas di kawasan Indo-Pasifik dan perlunya kolaborasi strategis untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Pertemuan ini menjadi wujud nyata komitmen kedua negara untuk melanjutkan kemitraan komprehensif yang telah ditandatangani melalui Joint Declaration on Comprehensive Partnership pada 2005.
Sejak 2018, hubungan tersebut meningkat ke level Comprehensive Strategic Partnership (CSP), yang menegaskan posisi Indonesia dan Australia sebagai mitra utama dalam diplomasi dan pertahanan regional.
Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke Australia juga mencerminkan arah baru kebijakan luar negeri Indonesia yang menekankan prinsip “kemitraan sejajar dan saling menguntungkan” bagi kepentingan kedua bangsa.
Dengan fondasi kepercayaan yang kian kokoh, pertemuan di Kirribilli House ini diharapkan membuka peluang kolaborasi lebih konkret di masa depan—baik dalam memperkuat perdagangan dan investasi, maupun dalam memastikan perdamaian dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik.
Dalam diplomasi yang penuh simbol dan substansi ini, Prabowo dan Albanese sama-sama menegaskan bahwa hubungan Indonesia–Australia bukan sekadar bertetangga, melainkan dua mitra strategis yang saling menopang menuju masa depan yang lebih kuat.(*)















































Discussion about this post