Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pun menyatakan optimisme terhadap masa depan kemitraan ini dan menekankan kesamaan prinsip yang dimiliki kedua kawasan.
“Kita sama-sama merupakan demokrasi yang dinamis dan beragam. Kami mengetahui bahwa semboyan nasional Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika, dan salah satu prinsip inti Uni Eropa adalah United in Diversity. Jadi, kita memang berbagi nilai dan ambisi yang sama,” katanya.
Kesepakatan ini dinilai akan membuka jalan menuju perluasan akses pasar, memperkuat kerja sama perdagangan, serta menciptakan peluang besar di sektor teknologi, energi terbarukan, dan digitalisasi industri.
Presiden Prabowo tidak hanya menyoroti aspek ekonomi, tetapi juga menegaskan pentingnya kerja sama strategis antara Indonesia dan Eropa dalam konteks global yang terus berubah.
“Pertama-tama, merupakan kehormatan besar bagi saya berada di sini, diterima oleh Komisi Eropa. Saya ingin sekali lagi menyampaikan permohonan maaf karena berkunjung pada hari Minggu. Ini sungguh di luar kebiasaan, jadi saya merasa sangat terhormat dan ini adalah bentuk pengorbanan yang besar. Namun, saya rasa ini juga menunjukkan betapa pentingnya hubungan antara Indonesia dan Uni Eropa,” ujar Prabowo.
Ia menyampaikan pandangannya bahwa Eropa memegang peran sentral dalam perkembangan global, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan sistem keuangan internasional.
“Eropa adalah pemimpin dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan keuangan. Kami memiliki sumber daya penting, jadi kemitraan antara Eropa dan Indonesia—di mana Indonesia juga merupakan bagian besar dari ASEAN—akan menjadi kontribusi yang sangat penting bagi stabilitas ekonomi dan geopolitik dunia,” ungkap Presiden.
Discussion about this post