Presiden Prabowo juga mendukung penuh usulan Brasil mengenai kelompok “Sahabat Perdamaian” sebagai cara inovatif untuk mendorong penghentian konflik dan memulai proses rekonsiliasi internasional.
Menyinggung masa depan sistem global, Prabowo menegaskan pentingnya reformasi di tubuh Perserikatan Bangsa-Bangsa, agar lebih representatif terhadap kekuatan baru dunia.
“Saya pikir kita harus memainkan peran yang lebih bertanggung jawab dan memimpin, dan saya pikir kita harus menggabungkan upaya kita, menyatukan suara kita untuk mendorong reformasi ini bersama negara-negara lain seperti India, Afrika Selatan, Mesir, Nigeria, Jerman, Jepang, dan Meksiko,” ujar Presiden Prabowo.
Presiden Lula menyambut penuh semangat kehadiran Indonesia di forum global, terutama sebagai anggota baru BRICS, dan menyampaikan pujian terhadap posisi Indonesia sebagai penggerak keadilan dan perdamaian dunia sejak era Konferensi Asia-Afrika 1955.
“Menyambut Indonesia sebagai anggota BRICS seperti membuka pintu rumah saya untuk seorang teman lama,” ujar Presiden Lula.
Ia mengingatkan dunia tentang peran penting Indonesia dalam membentuk semangat perjuangan Global South sejak awal kemerdekaan, dan menyebut Konferensi Bandung sebagai tonggak yang membawa suara negara-negara berkembang ke panggung dunia.
“Tujuh puluh tahun yang lalu, pada Konferensi Bandung, Indonesia telah mengibarkan panji perjuangan untuk tatanan internasional yang lebih adil,” katanya.
Presiden Brasil itu juga memuji sikap kritis Presiden Prabowo dalam Konferensi Tingkat Tinggi BRICS 2025 yang menentang penggunaan kekuatan dalam hubungan internasional dan menekankan pentingnya hukum internasional sebagai fondasi perdamaian.
Discussion about this post