Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir atau Wamenlu Tata menambahkan bahwa mayoritas kepala negara dalam forum BRICS mengungkapkan kekhawatiran terhadap kondisi dunia yang semakin tidak stabil.
“Salah satu isu yang sangat banyak diangkat oleh negara anggota adalah pentingnya untuk BRICS mengambil kepemimpinan untuk global south agar bisa mendorong me-reform sistem multilateral,” kata Wamenlu Tata.
Menurutnya, konsolidasi negara-negara Selatan Global sangat diperlukan guna memastikan terciptanya pembangunan inklusif dan tatanan internasional yang stabil bagi seluruh negara berkembang.
“Oleh karena itu, tadi semangatnya adalah bagaimana BRICS bisa berkontribusi untuk mendorong reformasi, untuk mendorong penguatan dari sistem multilateral itu sendiri,” lanjutnya.
Pada sesi kedua, Presiden Prabowo kembali menegaskan komitmen Indonesia dalam mendorong penguatan kerja sama ekonomi antarnegara berkembang, khususnya di tengah dunia yang semakin multipolar.
Sesi ini mengangkat tema “Strengthening Multilateralism, Economic-Financial Affairs, and Artificial Intelligence.”
Dalam keterangannya dari Brasil, Airlangga menyebutkan bahwa Presiden Prabowo juga mendorong perluasan peran New Development Bank (NDB) agar menjadi sumber pembiayaan pembangunan yang menjangkau lebih banyak negara berkembang.
“Ini kemitraan ekonomi negara berkembang menjadi sangat penting dan diharapkan bahwa pemanfaatan dari New Development Bank bisa ditingkatkan,” ujar Airlangga.
Ia juga mengungkapkan bahwa Indonesia siap untuk bergabung aktif dalam struktur NDB agar dapat mengakses pendanaan untuk proyek transformasi hijau dan ekonomi berkelanjutan.
Discussion about this post