Tak hanya pemerintah pusat yang antusias terhadap program ini, dukungan dari pemerintah daerah juga sangat besar.
Presiden mengungkapkan bahwa ratusan kepala daerah sudah menyatakan kesediaannya menyediakan lahan untuk pembangunan sekolah.
“Saya katakan, kalau Pemda siapkan lahan, kita bangun. Dan kita sudah siapkan anggaran APBN. Ternyata sambutannya lebih dari 200, ya Mensos, sudah siapkan lahan. Antara sekitar 5 hektare sampai 8 hektare, Lumayan. Sekolah, SD, SMP, SMA, 5 hektare saya kira jarang tuh di Indonesia,” lanjutnya.
Penentuan lokasi pembangunan juga dilakukan secara terukur dengan fokus pada wilayah yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi.
Presiden berharap seluruh rancangan teknis dan anggaran bisa dirampungkan dalam waktu dekat.
“Persiapannya sudah cukup matang. Ini saya kira akan dimatangkan 2-3 minggu lagi. Dan akan dilaksanakan dengan baik. Kita sudah merancang biaya pembangunan kampus tersebut. Yang cukup menurut saya hemat tapi bagus,” pungkas Presiden.
Sekolah rakyat berasrama ini diharapkan menjadi titik balik bagi masa depan anak-anak dari keluarga tidak mampu.
Selain meningkatkan kualitas pendidikan, program ini juga diyakini akan membuka peluang mobilitas sosial bagi generasi muda di daerah-daerah tertinggal.
Inisiatif ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerataan pendidikan bukan sekadar wacana, tapi kini benar-benar bergerak menjadi kenyataan.(*)
Discussion about this post