Ia menyebut keberhasilan ini merupakan hasil dari perencanaan strategis serta kerja keras seluruh elemen pemerintahan.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya koordinasi lintas sektor dalam mengantisipasi ancaman iklim seperti El Nino dan La Nina.
“Pertanian itu yang saya katakan tadi. Azimut kompas, salah dia, salah kecil, akibatnya buruk. Kita tidak memperhatikan cuaca, El Nino, kekeringan, La Nina, kita tidak memperhatikan, krisis pangan,” jelas Presiden.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan apresiasi kepada para pemangku kebijakan dan tim pangan nasional.
Ia menilai kerja keras dan fokus mereka menjadi kunci utama Indonesia tetap surplus produksi pangan.
“Saya lihat tim pangan, Menteri Pertanian dan timnya, semua fokus,” tutur Prabowo.
Presiden kemudian mengungkap salah satu rahasia keberhasilan mengatasi musim kering yang kerap mengganggu sektor pertanian.
Menurutnya, pemanfaatan sungai-sungai besar di berbagai wilayah Indonesia menjadi solusi utama untuk menjaga irigasi tetap optimal.
“Di Jawa Timur, Kali Brantas, di Jawa Tengah, Bengawan Solo, di Jawa Barat, Citarum, di Jambi, di Riau, di Sumatra Selatan, di Kalimantan,” imbuhnya.
Kunci dari optimalisasi sungai tersebut, lanjut Presiden, terletak pada ketersediaan alat bantu pompa air dalam jumlah besar.
Pemerintah disebutnya telah mengupayakan pengadaan puluhan ribu pompa demi menjamin kelangsungan aliran air ke lahan pertanian.
“Yang besar kuncinya adalah pompa. Waktu itu kita cari uang untuk 80 ribu pompa. Yang harus kita adakan sebelum musim panas,” ungkap Prabowo.
Discussion about this post