ISTANAGARUDA.COM – Bagaimana jadinya ketika para siswa Polisi Militer harus menghadapi skenario nyata yang menguji nyali, kedisiplinan, dan keahlian mereka?
Dalam tradisi pembaretan yang penuh makna, para peserta ditantang untuk menyelesaikan simulasi operasi militer yang dirancang sedekat mungkin dengan situasi di medan nyata.
Latihan ini tidak hanya mengasah kemampuan taktis mereka, tetapi juga membentuk integritas dan solidaritas sebagai prajurit masa depan.
Kegiatan tersebut dimulai pada Rabu (15/1/2025), dengan pengarahan dari Komandan Latihan Letkol Pom Jarot Nyamantoro, M.Han., yang juga menjabat sebagai Danskadik 404 Lanud Adi Soemarmo.
Dalam briefing tersebut, peserta diberi misi untuk menangkap seorang desertir bersenjata yang dikenal ahli dalam taktik gerilya.
Desertir ini dilaporkan melarikan diri ke sebuah area kompleks sambil membawa senjata laras panjang, membuat tugas ini semakin menantang.
Tahapan pertama simulasi dimulai dengan patroli dan sweeping di wilayah operasi berdasarkan informasi intelijen.
Dengan formasi patroli yang terorganisir, para peserta menyisir lokasi yang dicurigai. Mereka harus bergerak diam-diam untuk menghindari deteksi musuh.
Dalam perjalanan, berbagai titik strategis seperti pos terpencil dan kendaraan diperiksa secara detail, sementara komunikasi dengan warga sekitar dilakukan dengan hati-hati untuk mengumpulkan informasi tanpa menimbulkan ketakutan.
Setelah berhasil menemukan lokasi persembunyian desertir, latihan memasuki tahap puncak berupa penggerebekan. Tim memulai dengan pengintaian yang cermat untuk merencanakan serangan.
Discussion about this post