ISTANAGARUDA.COM – Vitalik Buterin, salah satu pendiri Ethereum, baru-baru ini membagikan pandangannya tentang “Plurality: The Future of Collaborative Technology”, sebuah buku yang ditulis oleh Glen Weyl dan Audrey Tang.
Buku ini memperkenalkan filosofi Plurality yang dianggap Buterin sebagai potensi besar dalam mengubah model tata kelola di era digital.
Filosofi ini bertujuan untuk merevolusi cara masyarakat mengambil keputusan dengan mendorong kerjasama di antara berbagai kelompok sosial dan budaya.
Plurality dibangun di atas dasar-dasar gerakan cypherpunk, yang menekankan pentingnya kemerdekaan dari kontrol eksternal.
Namun, Plurality melangkah lebih jauh dengan menawarkan model tata kelola internal yang lebih kuat untuk teknologi seperti blockchain dan organisasi otonom terdesentralisasi (DAO).
Buterin menekankan pentingnya kerangka kerja baru yang tidak hanya menghindari kontrol eksternal, tetapi juga mendorong kolaborasi dan keberlanjutan internal.
Menurut Buterin, Weyl dan Tang mendefinisikan Plurality sebagai filosofi sosial yang tidak hanya mendukung pluralisme, tetapi juga secara aktif mempromosikan kerjasama antara berbagai kelompok.
Pendekatan ini berbeda dari libertarianisme tradisional yang mengutamakan kebebasan individu di atas tata kelola kolektif.
Plurality justru berusaha membangun institusi yang memanfaatkan kekuatan keberagaman untuk menciptakan interaksi positif, mengurangi konflik, dan membangun kerjasama yang lebih baik.
Salah satu inovasi utama dalam kerangka Plurality adalah pendekatannya terhadap mekanisme pemungutan suara. Sistem demokrasi tradisional sering menghadapi masalah “dua serigala dan satu domba”, di mana aturan mayoritas dapat menekan suara minoritas.
Discussion about this post